PEMANTAUAN
PENGENDALIAN KEBAKARAN

Pemantauan kebakaran gambut dan lahan gambut memerlukan pengumpulan data sosial dan ekonomi dengan lokasi yang spesifik serta data biofisik pada banyak skala untuk lebih memahami tindakan manusia dan pemicu biofisik kebakaran di lahan gambut tropis. 

Dimensi sosial menjadi sangat penting karena kebakaran lahan gambut tidak dimulai secara alami, tetapi melalui tindakan manusia. Misalnya, lahan gambut basah adalah tempat bagi orang-orang memulai kebakaran berisiko rendah, begitu juga sama halnya dengan lahan gambut kering tempat bagi orang-orang yang tidak memulai kebakaran. 

Untuk alasan ini, sekarang Indonesia sedang mempelajari elemen sosial dan ekonomi yang harus dimasukkan ke dalam standar Sistem Peringkat Bahaya Kebakaran/Fire Danger Rating System (FDRS) dengan mengumpulkan data tentang mata pencaharian dan pola serta tren ekonomi untuk ribuan desa. Dengan cara ini, dapat diprioritaskan wilayah dengan kemungkinan kebakaran tinggi untuk perencanaan pengelolaan kebakaran yang efektif.

Di lapangan, pemantauan elemen biofisik harus mencakup pengukuran kelembaban gambut, curah hujan dan muatan bahan bakar, karena ini adalah kunci untuk menentukan seberapa besar api akan menyebar. Pengukuran kelembaban gambut termasuk mengukur kedalaman permukaan air di bawah tanah dan persentase kelembaban gambut di dekat permukaan, dan dengan demikian juga penting untuk mengukur tingkat curah hujan yang jatuh di permukaan yang mempengaruhinya. 

 

Dalam hal muatan bahan bakar, vegetasi ringan di permukaan dapat memicu kebakaran, tetapi bahan bakar padat diperlukan untuk mentransisi api tersebut ke bawah permukaan gambut karena gambut itu sendiri tidak mudah untuk terbakar. Hal ini sangat penting dalam lahan gambut, karena kebakaran di bawah permukaan jauh lebih berbahaya daripada kebakaran di permukaan dalam hal durasi terbakarnya gambut dan toksisitasnya, serta ketebalan asap dan tingkat emisi gas rumah kaca yang dihasilkannya. Oleh karena itu, ketika mempelajari kebakaran di lahan gambut, sangat penting untuk dapat memprediksi apakah api akan tetap berada di permukaan atau akan bertransisi di bawah permukaan dan menjadi kebakaran gambut.