Pemantauan kebakaran gambut dan lahan gambut memerlukan pengumpulan data sosial dan ekonomi dengan lokasi yang spesifik serta data biofisik pada banyak skala untuk lebih memahami tindakan manusia dan pemicu biofisik kebakaran di lahan gambut tropis.
Dimensi sosial menjadi sangat penting karena kebakaran lahan gambut tidak dimulai secara alami, tetapi melalui tindakan manusia. Misalnya, lahan gambut basah adalah tempat bagi orang-orang memulai kebakaran berisiko rendah, begitu juga sama halnya dengan lahan gambut kering tempat bagi orang-orang yang tidak memulai kebakaran.
Untuk alasan ini, sekarang Indonesia sedang mempelajari elemen sosial dan ekonomi yang harus dimasukkan ke dalam standar Sistem Peringkat Bahaya Kebakaran/Fire Danger Rating System (FDRS) dengan mengumpulkan data tentang mata pencaharian dan pola serta tren ekonomi untuk ribuan desa. Dengan cara ini, dapat diprioritaskan wilayah dengan kemungkinan kebakaran tinggi untuk perencanaan pengelolaan kebakaran yang efektif.
