Kebakaran merupakan hasil sekaligus penyebab degradasi lahan gambut. Lahan gambut yang dikeringkan, ditebang, dan dikonversi sangat rentan terhadap kebakaran, yang pada akhirnya membuat sistem terdegradasi menjadi lebih parah. Kebakaran di permukaan lahan gambut bersifat merusak, tetapi, ketika kebakaran ini beralih di bawah gambut, hal tersebut menjadi lebih berbahaya karena menghasilkan gas rumah kaca, polutan, racun, dan kabut asap yang dihasilkannya. Penelitian telah memperlihatkan hubungan antara pembukaan lahan, drainase dan pola curah hujan dengan frekuensi kebakaran, tingkat keparahan dan emisi gas rumah kaca yang dihasilkan. Untuk alasan ini, diperlukan beberapa strategi yang efektif untuk mengurangi terjadinya kebakaran gambut melalui peningkatan pemahaman dan pengelolaan. Mitigasi risiko kebakaran paling baik dilakukan melalui pendekatan gabungan dari pemantauan, prediksi dan pencegahan.