Solusi Berbasis Alam

Solusi berbasis alam memerlukan intervensi tingkat lanskap seperti perlindungan dan restorasi ekosistem; atau bentuk pengelolaan aktif lainnya untuk ekosistem alami, semi-alami, atau buatan.

Banyak ekosistem lahan gambut tropis terbentuk sebagai kubah gambut di antara dua sungai, yang lapisan gambut paling dangkalnya lebih dekat ke sungai, serta lapisan gambut terdalam berada di titik tengah antara sungai. Karena sifat alami gambut yang menahan air di hutan rawa gambut tropis yang belum tersentuh, permukaaan air tanah jarang turun lebih dari 40 cm di bawah permukaan dalam kondisi historis normal. Kedalaman gambut sangat bervariasi di berbagai lokasi, mulai dari kedalaman kurang dari tiga meter (gambut dangkal) hingga lebih dari 12 meter. 

Saluran drainase menurunkan kedalaman permukaan air tanah yang menyebabkan gambut mengering dan kehilangan struktur, dan meningkatkan muatan bahan bakar permukaan di sisa kawasan hutan yang masih utuh. Faktor-faktor gabungan ini menghasilkan risiko kebakaran yang tinggi di lahan gambut yang terdegradasi. Program pembasahan kembali berusaha untuk menaikkan permukaan air tanah kembali ke permukaan.

DEGRADASI LAHAN GAMBUT

DRAINASE LAHAN GAMBUT
TANAMAN DI GAMBUT YANG DALAM
ASAP
HILANGNYA HABITAT
EMISI KARBON
DAMPAK MATA PENCAHARIAN
DRAINASE LAHAN GAMBUT

Saluran buatan yang menyebabkan gambut menjadi kering, meningkatkan risiko kebakaran

TANAMAN DI GAMBUT YANG DALAM

Tanaman seperti padi dan kelapa sawit ditanam di gambut yang dangkal dan dalam

ASAP

Asap beracun dari kebakaran lahan gambut berbahaya bagi kesehatan dan berdampak pada hubungan dan perdagangan transnasional

HILANGNYA HABITAT

Kebakaran dan penebangan mengakibatkan kehilangan habitat penting dengan api yang sulit untuk dipadamkan

EMISI KARBON

Lahan gambut yang dikeringkan dapat mengalami oksidasi dan berisiko lebih tinggi terbakar, yang keduanya melepaskan sejumlah besar karbon dioksida

DAMPAK MATA PENCAHARIAN

Mata pencaharian berdasarkan praktik yang tidak berkelanjutan adalah berisiko dan tanaman yang tidak pasti serta hilangnya pendapatan karena kebakaran dan banjir

RESTORASI LAHAN GAMBUT

TIDAK BOLEH ADA PENANAMAN DI GAMBUT YANG DALAM
PEMBLOKIRAN KANAL
PENANAMAN POHON
PERLINDUNGAN HABITAT
PENYERAPAN KARBON
DUKUNGAN MATA PENCAHARIAN
TIDAK BOLEH ADA PENANAMAN DI GAMBUT YANG DALAM

Penanaman tanaman hanya boleh dilakukan di gambut yang dangkal

PEMBLOKIRAN KANAL

Kanal buatan di lahan gambut diblokir untuk mengurangi drainase dan risiko kebakaran

PENANAMAN POHON

Reboisasi di zona gambut yang dalam dapat mendukung mata pencaharian melalui hasil hutan kayu dan non-kayu

PERLINDUNGAN HABITAT

Pembentukan kawasan konservasi di gambut dalam (lebih dari 3 meter)

PENYERAPAN KARBON

Peningkatan permukaan air tanah – untuk mencegah terlepasnya karbon dan mengurangi risiko kebakaran

DUKUNGAN MATA PENCAHARIAN

Pilihan pertanian yang berkelanjutan

Infografis Menggunakan Visual Knowledge

Restorasi lahan gambut mencakup berbagai pendekatan praktis seperti reklamasi; reboisasi; rehabilitasi; rekonstruksi; dan/atau revegetasi. Pendekatan ini pun dapat dikombinasikan dengan intervensi dimana lahan gambut dapat diperbaiki secara alami melalui perlindungan hutan. Perlindungan penuh atau sebagian ekosistem alami atau semi-alami pun memerlukan zonasi tata guna lahan yang tepat dan pengelolaan kawasan lindung. Intervensi pengelolaan selain restorasi atau perlindungan bisa juga dalam bentuk hutan lestari dan strategi pengelolaan kebakaran berbasis ekosistem. Ekosistem buatan pun dapat dikelola dan dilindungi sepenuhnya. Ekosistem tersebut bisa dimodifikasi sedemikian rupa sehingga tidak menyerupai keadaan ekologis alaminya, misalnya merehabilitasi lahan terdegradasi dengan spesies eksotik atau menghutankan kembali suatu area dengan satu spesies di hutan yang dulunya beragam.