PEMBASAHAN ULANG
PENELITIAN KAMI

Kelangkaan relatif dari lahan subur di Indonesia berarti bahwa lahan basah semakin cenderung dikonversi menjadi penggunaan pertanian dan kehutanan komersial. Namun, penggunaan lahan yang khas seperti hutan tanaman industri, kelapa sawit dan budidaya padi umumnya membutuhkan drainase yang luas. Sebagai hasil dari jalur pembangunan ini, sebagian besar lanskap hutan rawa gambut Indonesia telah dikeringkan untuk tujuan pertanian dan kehutanan (perhutanan sosial), yang menyebabkan penurunan permukaan tanah gambut dan meningkatkan risiko banjir dan kebakaran ke wilayah yang lebih luas.

Josh Estey/AusAID

Jika penggunaan lahan berbasis drainase terus berlanjut, maka lahan gambut akan surut hingga tidak lagi dapat dikeringkan dan akan terlalu basah untuk diperoleh manfaat ekonominya. Masalah ini sudah timbul di beberapa lokasi dan wilayahnya akan semakin luas dalam 30-50 tahun mendatang dengan skenario business-as-usual. Sebaliknya, jika kanal ditutup dan drainase dicegah, gambut akan menjadi lebih basah sehingga emisi akan sangat berkurang dan kebakaran gambut akan menjadi peristiwa langka. Dengan demikian, emisi dan penurunan muka tanah dapat diperlambat terlebih dahulu, kemudian dihentikan dan berpotensi dibalikkan melalui restorasi eko-hidrologi lahan gambut. 

Oleh karena itu, program pembasahan berusaha untuk memblokir semua saluran drainase, dan ada tiga metode utama di mana pekerjaan ini dilakukan: (a) dengan membangun bendungan kotak; (b) dengan membuat bendungan gambut yang dipadatkan; dan (c) dengan mengisi saluran dengan material lokal yang dikombinasikan dengan pembuatan palisade.

Bendungan kotak biasanya dibangun oleh instansi pemerintah, LSM dan masyarakat lokal. Bendungan kotak menciptakan lapangan kerja lokal dan biasanya mencakup saluran pelimpah, yang memungkinkan beberapa perahu kecil lewat secara terbatas. Namun, setiap bendungan membutuhkan waktu dan upaya yang cukup besar untuk dibangun dan harganya relatif mahal karena bahan-bahan seperti kayu dan karung pasir perlu dibawa ke lokasi. Sebaliknya, pembangunan tanggul gambut dan penimbunan kanal sama-sama membutuhkan penggunaan alat berat seperti ekskavator, dan cara ini biasanya hanya dilakukan oleh perusahaan perkebunan. Bendungan gambut yang dipadatkan secara signifikan lebih murah daripada bendungan kotak, karena bahan pengisinya mudah tersedia di lokasi.

Apa pun yang kurang dari pembasahan penuh berarti oksidasi akan terus berlanjut. Untuk alasan ini, diperlukan studi yang cermat tentang efektivitas masing-masing jenis penutupan kanal ini dalam menaikkan permukaan air; dan berapa lama bendungan ini dapat bertahan tanpa pemeliharaan. Efektivitas tergantung pada geografi lokal dan sejarah drainase: karena penurunan lebih dekat ke kanal, hasil akhirnya setelah satu atau dua dekade drainase mungkin pembentukan kubah mini di antara kanal, dan beberapa penurunan mungkin masih berlanjut bahkan setelah pemblokiran saluran sepenuhnya sampai tercapai keseimbangan baru.