STINGLESS BEES BERKEMBANG DI LAHAN GAMBUT

Perjalanan menjadi pengusaha di Kalimantan merupakan perjuangan penuh suka duka bagi Yoanes Budiyana (43), seorang pendatang asal Jawa Tengah. Saat pertama kali datang ke Kalimantan, Budi bekerja sebagai sopir truk di sebuah perusahaan konstruksi. Di lingkungan barunya, Budi berjuang untuk mendapatkan penghasilan yang cukup untuk tetap bertahan. Dia menghabiskan sebagian besar waktunya di truk, mengemudi jarak jauh di jalan yang sulit untuk mengirimkan barang ke pelosok provinsi. Dalam satu perjalanan, dia menyadari bahwa dia belum pernah melihat penjual madu di pinggir jalan, seperti yang biasa terjadi di Jawa.

Budi menjelaskan keunikan sarang lebah kelulut

Kesadaran inilah yang membuatnya bertanya-tanya bagaimana cara memasuki bisnis lebah. Pertama, ia mulai membeli batang pohon gergajian yang menjadi sarang lebah kelulut kecil dari petani yang ditemuinya. Kemudian dia menjualnya lagi di kota. Meski sulit menemukan koloni lebah liar tanpa sengat ini, ia bisa membelinya hanya dengan Rp200.000.

Kemudian, setelah dia mengumpulkan cukup modal, dia memutuskan untuk mengembangkan koloni lebahnya sendiri di tanah miliknya. Pada tahun 2009, ia pindah ke Kalampangan, sebuah desa di lahan gambut yang tidak jauh dari Ibu Kota Kalimantan Tengah. Di sini, dia segera membuka peternakan madu mellifera miliknya. Dia mulai merasakan manisnya hidup sejak saat itu dan seterusnya.

Memasuki area budidaya madu

“Saat di Jawa, saya sering melihat banyak masyarakat membudidayakan madu. Karena, sebenarnya permintaan madu di dalam negeri amat banyak,” kata Budi.

“Madu dari kelulut hasilnya bagus dan perawatannya juga lebih mudah. Lebah tanpa sengat juga tahan terhadap predator dan kondisi cuaca ekstrim. Asal jangan main-main saja dengan pestisida,” tambahnya.

Kotak kayu diletakkan di atas batang pohon yang digergaji sehingga lebah dapat memperluas sarangnya seperti di habitat aslinya. Hanya membutuhkan waktu sekitar 30 hari bagi lebah untuk membangun sarang di dalam kotak tersebut sebelum siap dipanen. Setelah membentuk koloni besar, Budi kemudian memindahkan ratu lebah kelulut ke kotak baru untuk memulai koloni baru. Dengan teknik ini, dia tidak perlu lagi membeli koloni liar dari petani.

Tampilan jarak dekat koloni lebah tak bersengat

“Lebah tak bersengat ini masuk dalam genus Trigona. Ada juga jenis lain seperti Trigona itama dan Trigona thoracica. Tapi, saya membudidayakan Trigona itama karena merupakan spesies yang lebih produktif untuk produksi madu dan pengobatan yang efisien,” jelasnya.

Memasuki pasar

Perjalanan Budi dalam mengembangkan bisnis madunya tidaklah mudah. Bahkan, ia menghadapi kesulitan pemasaran dan permodalan sejak awal. Untuk mendapatkan modal awalnya, ia menjual kembali koloni lebah yang diperolehnya. Hasil penjualannya kemudian ia habiskan untuk kemasan botol, perizinan, dan sertifikat halal.

“Setelah saya mendapatkan semua izin yang diperlukan, saya bisa mulai memasarkan produk saya. Kabar baiknya adalah bahwa madu kelulut semakin populer selama pandemi. Sebelum pandemi dulu, agak susah menjualnya,” kenangnya.

Madu kelulut dikemas dan siap dijual

Saat ini, ia bisa menghasilkan sekitar 300 kilogram madu setiap bulannya, dengan harga eceran Rp280.000 per kilogram.

Berkembang dengan baik di lahan gambut

Budi mengatakan bahwa keberlanjutan bisnis lebahnya erat kaitannya dengan kesehatan ekosistem gambut. Lebah yang tidak bersengat memakan bunga dari pohon-pohon tertentu yang dapat tumbuh dengan baik di tanah gambut, seperti Melaleuca dan Calliandra. Namun, lebah kelulut kecil hanya dapat mencari bunga dalam jarak 200-300 meter dari sarangnya.

“Karena lebah tak bersengat bergantung pada vegetasi asli, saya harus belajar banyak tentang pengelolaan lahan gambut di Kalimantan Tengah ini,” ucapnya.

“Sayangnya, banyak lebah kelulut mati saat terjadi kebakaran lahan gambut, seperti yang terjadi pada 2019, karena para lebah tidak dapat menemukan bunga di antara asap. Dan pernah ada banjir besar [tahun 2015], di mana semua sarang lebah terendam dan panen gagal, ” tambahnya.

Calliandra sp. berbunga baik di tanah gambut

Melalui pengalamannya, Budi menyadari bahwa dirinya harus lebih peduli kepada lingkungan di sekitarnya. Dia mulai mempelajari vegetasi asli lahan gambut. Ia menemukan bahwa pohon gelam (Melaleuca leucadendra) berbunga sepanjang tahun; menyediakan sumber makanan yang dapat diandalkan bagi lebah. Dia juga belajar mengendalikan kebakaran di daerahnya dan menjaga pertaniannya bebas dari pestisida.

Budi selalu ingin berbagi pengetahuan tentang cara membuat madu kelulut dimulai dari awal. Selain itu, ia juga mulai mendistribusikan produk madu dari kelompok tani terdekat lainnya melalui jaringan pemasarannya. Kami berharap dia sukses manis dalam usahanya.

Facebook
Email
Twitter
LinkedIn
WhatsApp